Custom Search

My Multiply

Tuesday, December 8, 2009

Menjadi Besar Karena Kritik

Siapa yang tidak mengenal krtik. Semua orang pasti mengenal kritik. Mengkritik lebih mudah daripada menerima kritikan. Setiap orang pasti pernah merasakan dikritik dan pernah mengkritik. Kritik telah ada sejak zaman dahulu kala. Sebagai contoh Yesus-pun pernah di kritik, walapun itu bukan karena kesalahannya.
Kritik, terdiri dari 2 macam, kritik positive yaitu kritik membangun dan kritik negative yaitu kritik menjatuhkan. Respon terhadap kritik sangat berbeda bagi setiap orang, tergantung dari masing-masing persepsi. Bagi para pemikir positif yang memiliki persepsi positif kritik negative atau menjatuhkan sekalipun dianggap hanya sebagai "CAMBUK" dalam proses pembinaan diri. Bagi seorang pemikir negative, kritik positive atau membangun dapat di respon sebagai hal yang sangat menyakitkan. Jadi pada intinya setiap orang berespon terhadap kritik adalah dilatar belakangi oleh persepsi yang dimilikinya.

"KRITIK" merupakan "CAMBUK" dalam proses pembinaan diri?
Sebuah buku pernah menulis bahwa “Kebesaran Jiwa” sesorang ditentukan oleh seberapa kuat seseorang berhadapan dengan apa yang dinamakan KRITIK. Pada umumnya kritikan justru membuka kesempatan bagi seseorang untuk dapat lebih maju. Kebesaran Jiwa didalam mendengarkan, menyimak serta menerima kritikan merupakan wujud KEDEWASAAN BERFIKIR.

Adanya kritikan yang diterima seseorang, menandakan masih terdapatnya banyak “CELAH” pada dirinya. “Celah” yang biasanya sangatlah sulit untuk dapat kita sadari sendiri secara langsung, karena kita sudah merasa “Tanpa Celah”, serba “Sempurna”. Untuk itu disadari atau tidak disadari, sebenarnya kita sangat membutuhkan bantuan orang lain, untuk membantu kita agar dapat melihat “Celah-Celah” tersebut.

Apabila mendapatkan kritikan, sangat disarankan untuk tidak gugup dalam menghadapinya, tetap usahakan relax dan tidak langsung membantahnya, karena mungkin saja kritikan tersebut merupakan koreksi kecil untuk persoalan yang lebih besar, renungkan dan segera lakukan introspeksi. Usahakan untuk tidak langsung bersikeras dengan berbalik menyalahkan orang lain atau mengingkari kritikan yang sedang anda hadapi. Dengan harapan bahwa kritikan akan mengabur dengan sendirinya dengan berlalunya waktu. Apabila memberikan sanggahan, sanggahan yang diberikan seakan-akan terlihat sebagai suatu pengingkaran atau sekedar mencari-cari alasan saja.

Kritik pada dasarnya sangatlah menyakitkan hati, seakan-akan kehormatan serta harga diri kita sedang terancam, sedang diinjak-injak. Kita menganggap kritik sebagai penghinaan yang akan menurunkan derajat, harga diri dan mencemarkan nama baik.
Sebuah pengalaman pernah terjadi, seseorang melontarkan kritik di depan sebuah rapat menjelang rapat berakhir. Si pengkritik, serta merta menginterupsi rapat yang akan di tutup, seakan-akan dia sedang berada di dalam rapat dewan terhormat. Sang pemberi kritik mengeluarkan pendapatnya mengenai kekurangan seseorang dengan semangat berapi-api dibarengi support para pendukungnya yang memberikan isyarat dengan tanda menunduk-nundukkan kepala tanda setuju. Sang pemberi kritik berbicara lantang tentang penuh semangat tentang kekurangan seseorang anggota rapat yang kebetulan duduk tidak berapa jauh darinya, dan kritik yang dilontarkannya belum dapat dipastikan kebenarannya. Pada saat si penerma kritik menerima kritikan yang sungguh menyakitkan, dan merasa tidak benar serta merta dengan linangan air mata dia mencounter balik apa yang di katakan si pemberi kritik. Yang lebih manyakitkan adalah setelah kritik yang dilontarkan di depan banyak orang, tak seorangpun dari antara perkumpulan yang memberikan dorongan kekuatan. Semua diam tanda setuju. Dan sang penerima kritik saat itu seakan berada di dalam dapur api, yang panas sepanjang beberapa saat lamanya. Seperti yang saya katakan sebelumnya lebih mudah mengkritik memaparkan kekurangan orang dan bagi si penerima kritik untuk sesaat sebagai seorang manusia dapat dipastikan menderita sakit hati dan syock saat menghadapi kritik, tetapi kritik adalah merupakan suatu celah. Walau sakit, tetapi ujungnya akan menuju hal yang lebih baik.


Bagaimana Cara Menghadapi Kritik?
Beberapa tips dalam menghadapi kritikan, agar kritikan tidak berdampak terlalu menyakitkan dan sebaliknya bisa menjadi sarana untuk membangun diri.

Tips untuk menangkal rasa sakit hati akibat kritikan:
1.Benahi persepsi anda tentang maksud baik/nilai positif dari “Kritik”. Sadari terlebih dahulu, bahwa kritik sebenarnya bukanlah persoalan yang luar biasa didalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kita sadari setiap hari diri kita sendiri juga sudah sering melontarkan kata-kata kritikan. Entah itu di rumah atau di kantor, kepada pasangan, teman, keluarga, pokoknya dimana dan kapan saja kitapun pernah melontarkan kritik.

2. Saat si pemberi kritik mengkritik anda, anggaplah bahwa sang pemberi kritik memang sangat menaruh perhatian kepada diri anda, dan dia sangat perduli sekali dengan “Celah” pada diri kita yang masih sangat kasat mata dihadapannya. Jangan melihat “Siapa”nya dan “Cara”nya melontarkan kritik.

3. Dengan lapang dada tanpa menunjukkan emosi, kembalikan kritik yang dilontarkan kepada sang pemberi kritik dan minta tanggapannya, seharusnya harus bagaimana? Belajarlah pada orang yang menghkritik anda, tanyakan kepadanya apa-apa saja kekurangan yang masih nampak pada diri anda agar dapat segera dibenahi.

4.Setelah mendengarkan krtikan yang dilontarkan sang pemberi kritik, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih atas segala saran dan kritikan yang telah disampaikan kepada anda. Karena kita sudah belajar banyak hal dari dia untuk menutup “Celah” dan membuat diri kita menjadi lebih baik dan lebih maju lagi.

5. Setelah menerima kritik, walaupun menyakitkan, segeralah berbenah diri.

Seseorang pernah mengatakan bahwa KESUKSESAN justru dapat diraih setelah kita dapat menerima berbagai kritikan. Saran, Kritik dan komentar yang masuk, jika kita hadapi dengan “Kebesaran Jiwa” seharusnya dapat menjadi sarana untuk berbenah diri serta memperbaiki segala kekurangan dan kealpaan kita.

Sepantasnyalah kita “memandang” kritik dengan persepsi positif atau dari sisi yang baik, dimana kritik akan berguna dan bermanfaat untuk membangun diri kita.

Kritik adalah kunci kesuksesan dan kemajuan, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya segala SARAN dan KRITIK, sebagai sarana untuk menambal “Celah-Celah” yang masih banyak terdapat pada diri kita.
Sepatutnyalah kita “takut” menerima pujian dan ber “bangga” dalam menerima kritikan.

KRITIK bisa membangun, bagi mereka yang berhati lapang dan terbuka dan memiliki persepsi positive.
KRITIK akan menyakitkan dan menimbulkan dendam, bagi mereka yang berhati sempit dan memiliki persepsi negative
Seseorang yang tidak dapat menerima kritikan, berarti dia seseorang yang tidak ingin maju !!!
Mudah-mudahan berguna.
Berdasarkan pengalaman beberapa tahun lalu

No comments: