Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 orang anak laki-laki.
Sebagai ibu rumah tangga untuk urusan belanja, cucian, makan, kebersihan dan kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.
Rumah tampak selalu rapih, bersih dan teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.
Hanya ada satu masalah yang dihadapi sang ibu, dia adalah seorang pembersih, sehingga sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal seperti karpet cepat kotor akan mudah sekali terjadi terjadi dan itu sangat menyiksanya.Atas saran keluarganya, maka iapun pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, sang psikolog Virginia Satir tersenyum dan berkata kepada sang ibu: "Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan"
Sang Ibu melakukan apa yang diminta sang psikolog dan kemudian menutup matanya.
Kemudian sang psikolog memberi instruksi "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.
Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang,
napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang.
Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu dan kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".
Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasinya tersebut.
Kemudian sang psikolog meneruskan instruksinya "Sekarang bukalah mata ibu" Sang Ibu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu? "Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler,
untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming)
Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.
Beberapa contoh pengubahan sudut pandang :Saya BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.
Belajar menerapkan cara mengubah cara pandang, melalui BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras.
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.
Wednesday, April 7, 2010
Belajar Mengubah Cara Pandang
Monday, March 1, 2010
Bungkus Kado Berwarna Emas
Seorang Ayah dengan sangat marah dan geram menghukum anak perempuan kecilnya yang masih berusia 4 tahun, hanya karena sang anak telah menggunakan kertas kado berwarna emas untuk main-mainan. Kertas kado berwarna emas telah dibeli dan akan digunakan untuk membungkus kado-kado kecil yang akan dia letakkan di bawah pohon Natal. Sang Ayah sangat geram dan marah karena dia sudah tidak memiliki waktu dan dana untuk membeli kertas kado berwarna emas. Dengan wajah lugu perempuan kecil menerima perlakuan kasar ayahnya, sambil memandangi wajah ayahnya dengan mata polosnya.
Keesokan paginya, saat pagi hari sang ayah terbagun dari tidur, gadis kecilnya berlari mendapatkan ayahnya sambil membawa sebuah hadiah untuk ayahnya. Sebuah kotak kecil dengan sampul kado berwarna emas. Dengan wajah lugu dan mata polosnya gadis kecil itu berkata "Ini untuk Ayah. Kado dariku"
Dengan wajah sedikit malu atas reaksi kemarahan diserta kegeramannya kemarin, sang ayah membuka kotak.......serta merta kemarahannya kembali berkobar, karena dia menerima kotak kosong.
Dengan mata melotot dan suara yang meninggi sang ayah berkata, "kamu tahu, kalau kamu memberikan hadiah kepada seseorang, harus ada isinya. Ini apa ini! Ini namanya mempermainkan. Tidak boleh mempermainkan orang dengan berpura-pura memberikan bungkusan hadiah, tetapi tenyata isinya kosong. Harus ada sesuatu di dalamnya, bukan kosong"
Dengan wajah lugu dan polos dan mata berkaca-kaca dia menatap sang ayah sambil berkata "Oh, Ayah kotak kado yang ku berikan itu tidak kosong! Aku sudah meniupkan ciuman ke dalam kotak itu, semua ciuman untukmu, Ayah!"
Sekonyong-konyong hati Ayah itu hancur. Dia meletakkan tangannya diatas tangan gadis kecilnya, sambil memohon maaf atas segala kehilapan yang telah dilakukannya. Sang ayah memohon pengampunan kepada gadis kecilnya.
Sang ayah meletakkan hadiah kecil kotak dengan bungkusan kado berwarna emas di dekat tempat tidur selama bertahun-tahun.
Meletakkan kotak kecil dengan bungkusan kado berwarna emas, mengingatkannya setiap kali ia merasa kecewa, dia akan mengambil imajiner ciuman dan mengingat kasih anak yang telah diletakkan di dalm kota kecil berwarna emas.
Sebuah pelajaran penting dan sangat nyata, bahwa kita masing-masing telah diberikan sebuah wadah emas yang penuh dengan cinta tanpa syarat dan ciuman.
Tidak ada yang lebih berharga, selain sebuah cinta kasih tulus yang dapat diberikan kepada orang-orang terdekat anda.
Orang Beruntung Di Atas Bumi
Seberapa Bersyukurkah Anda
Menjadi Besar Karena Kritik
Pengaruh Bersyukur Terhadap Kesehatan
Wednesday, July 15, 2009
TIDAK PERNAH DIBIARKAN
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti. Mamur 37:25
Daud telah lama hidup bersama Allah. Ketika masih kecil sebagai penggembala domba, Daud telah memainkan puji-pujian kepada Allah dengan kecapinya. Ketika hendak perberang, ia mempercayakannya kepada Allah. Ketika musuh-musuhnya berusaha menghancurkannya, Daud mengandalkan Allah untuk menyelamatkannya. Daud berpaling kepada Allah untuk mendapatkan bimbingan ketika ia menjadi raja, orang yang paling berkuasa dinegara itu. Sekarang Daud sudah tua. Ia telah mempercayai Allah seumur hidupnya yang panjang. Ketika ia mengenang pengalaman-pengalam annya, Daud menyimpulkan bahwa ia belum pernah melihat Allah membiarkan orang benar.
Jika hati Anda benar di hadapan Allah, ini adalah janji bagi Anda.Sepanjang sejarah, Allah tidak pernah membiarkan siapapun yang berusaha mentaati-Nya, jadi tidak mungkin Ia berubah sekarang! Namun, jika Anda memilih jalan sendiri, janganlah merasa pasti bahwa Allah wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda. Banyak umat Kristiani merasa yakin bahwa Allah akan memelihara mereka hanya karena mereka umat Kristiani, padahal mereka tetap hidup tidak taat kepada-Nya. Satu-satunya orang yang dapat mengandalkan berkat-berkat Allah adalah mereka yang memilih untuk hidup benar. Daud sama sekali tidak sempurna, namun seumur hidupnya, ia berusaha untuk memelihara hubungannya dengan Allah. Terkadang ini berarti menangis sengsara memohon ampun. Daud selalu memprioritaskan hubungannya dengan Allah dalam hidupnya.
Apakah Anda kuatir tentang apakah Allah akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda? Jika Anda hidup menurut kehendak Allah, Anda tidak ada alasan untuk prihatin. Allah akan selalu setia kepada Anda seperti kepada Daud, dan kepada semua orang benar.
Friday, June 19, 2009
Dosa Kesengajaan
Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik,
tetapi ia tidak melakukannya, ia berdoa. Yakobus 4:17
Ketika kita berbicara tentang dosa kita, biasanya kita mengacu kepada hal-hal buruk yang diperbuat orang - berbohong, mencuri, menghujat, membunuh, dan sebagainya. Terkadang kita lupa bahwa kita juga dapat berdosa karena hal-hal yang tidak kita lakukan. Ini adalah dosa kesengajaan, dan walaupun tidak kentara sifatnya, sama berbahayanya.
Yakobus mengingatkan kita bahwa dosa bukanlah hanya melakukan hal-hal yang salah; melainkan juga termasuk tidak melakukan hal-hal yang benar. Allah akan membimbing Anda untuk membagi iman Anda, menolong orang yang membutuhkan, atau mengampuni orang yang telah menyakiti Anda.
Jika Anda menolak, Anda berdosa. Jika Anda menundanya, Anda berdosa. Mungkin Anda berasumsi bahwa Anda menjalani hidup tak bercacat karena tidak mencuri, tidak berbohong, atau menipu orang lain. Namun jika Anda tidak melakukan hal-hal yang Anda tahu telah Allah beritahu kepada Anda, Andapun berdosa.
Allah ingin menggunakan setiap orang dari kita untuk menjadi berkat bagi orang lainnya. Kita tidak akan pernah mengetahui, sisi sorga ini, bagaimana ketaatan kita dapat menjadi berkat bagi orang lain. Adalah lebih mudah bagi kita untuk melihat akibat-akibat dosa yang kelihatan, seperti bergosip, mencuri, atau membunuh. Lebih tidak kentara adalah mengetahui apa jadinya seandainya kita telah menanggapi bisikan Allah untuk melibatkan diri ditempat dimana Ia sedang berkarya.
Ketika kita menolak untuk mentaati Allah, kita merampas seseorang, maupun diri sendiri, akan berkat Allah. Sadarkah Anda akan hal-hal tertentu yang Allah ingin Anda lakukan? Apakah yang menahan Anda untuk mentaati-Nya hari ini?
Manusia Biasa Seperti Kita
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.
Yakobus 5:17-18
Terkadang kita tergoda untuk berpikir, seandainya saja aku adalah raksasa rohani, seperti pendetaku, atau nenekku, atau orang-orang yang dikisahkan dalam Alkitab, maka doa-doaku pasti dijawab seperti doa-doa mereka!
Kita berasumsi bahwa kita ini terlalu biasa untuk dapat melihat hal-hal luar biasa terjadi ketika kita berdoa.
Yakobus memberikan tantangan yang telak terhadap cara berpikir seperti itu. Dengan mengacu kepada Elia, orang yang menyaksikan Allah mengadakan berbagai mukjizat luar biasa. Ia juga memiliki rasa takut, keraguan, serta suasana hati yang berubah-ubah seperti kita. Ada saatnya ketika ia berdiri tegak dengan berani demi Allah, dan ada saatnya ketika ia lari dan bersembunyi, takut setengan mati! Namun, terlepas dari kelemahan-kelemahan Elia, Allah memilih untuk menjawab doa-doanya dengan segera yang ajaib, yang spektakuler.
Elia bukanlah orang kudus super. ia tidak memiliki kemampuan gaib untuk mempercayai Allah atau untuk mengadakan mukjizat-mukjizatnya. Ia adalah manusia biasa, seperti kita, yang berdoa agar kehendak Allah terjadi di mana ia berada, dan terjadilah. Kuasanya bukanlah milik Elia, melainkan milik Allah Siapapun dapat memiliki iman. Iman tidaklah didasarkan pada intelijensi atau kemampuan, melainkan pada kesediaan kita untuk mempercayai apa yang dikatakan Allah.
Iman adalah menerima bahwa janji-janji Allah dalam Alkitab itu benar.
Iman adalah mengasumsikan bahwa Allah dapat melakukan apapun yang diinginkan-Nya. Anda dapat mempercayai Allah seperti halnya Elia mempercayai Allah.
Anda dapat menyaksikan Allah melakukan hal-hal besar lewat doa-doa Anda. Janganlah takut untuk mempercayai Allah, kalau-kalau Ia tidak menjawab doa-doa manusia biasa. Ketika Anda berdoa menurut kehendak-Nya,
segala yang biasa akan menjadi luar biasa.
Raksasa
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu.
Bayangkan Anda anggota pasukan bangsa Israel pada hari Daud yang masih muda itu tiba untuk menantang raksasa Filistin itu. Anda pasti menganggap bahwa Daud sungguh bodoh untuk menantang monster menakutkan itu tanpa perlengkapan senjata dan hanya bersenjatakan sebuah ketepel.
Pasti pertempurannya singkat! Daud tidaklah senaif seperti pikiran semua orang.
Iapun tidak buta. Ia dapat melihat Goliat tinggi besar melebihi rata-rata prajurit yang lainnya. Bahkan dari jauhpun, ia sudah dapat melihat persenjataan musuhnya yang luar biasa itu -- pedang, tombak, dan lembing. Ia melihat betapa besarnya perisai raksasa itu.
Namun Daud dapat melihat hal-hal lain yang dilewatkan orang banyak.
Ia dapat melihat kekuatan Allah, yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan raksasa manapun atau persenjataannya. Sungguh menarik bahwa bahkan Daud sendiri tidak menyangka betapa cepatnya Allah memberinya kemenangan.
Ia mengambil lima buah batu untuk dibidikkannya kepada Goliat; Allah hanya memakai satu diantaranya.
Bagi anda, raksasa adalah apapun yang sedang anda hadapi, yang nampaknya di luar kuasa Anda. Mungkin saja itu adalah pembayaran uang kuliah, penyakit,
atau hubungan retak yang perlu Anda perbaiki. Raksasa apakah yang sedang Anda hadapi sekarang? Apakah tampaknya tak terkalahkan?
Jangan menyepelekan betapa berkuasanya Allah!
Jika Anda mau percaya kepadaNya, seperti Daud mempercayaiNya, akan anda lihat bahwa Allah itu jauh lebih berkuasa dari raksasa apapun yang anda hadapi.
Akuilah Dosa-Dosa Mu
sangat besar kuasanya.
Yakobus 5:16
Salah satu hal paling sehat yang dapat diperbuat umat Kristiani adalah mengakui dosa-dosanya kepada Allah dan sesama orang beriman. Kita semua berdosa. Jika kita bersikap seolah-olah kita tidak pernah berdosa, kita bukannya menipu orang lain melainkan diri sendiri. Ketika kita berdosa kepada Allah, Ia ingin kita mengakui kesalahan kita dan mencari pengampunan-Nya.
Ketika kita bersalah terhadap seseorang, adalah bodoh untuk berpura-pura itu tidak pernah terjadi. Yakobus mendesak kita untuk pergi kepada orang tersebut dan berusaha memulihkan hubungan yang retak. Dosa yang tidak dituntaskan tidak akan pergi dengan sendirinya. Hingga kita mengakuinya, dosa akan menetap dengan kita dan memakan jiwa kita. Mengkui dosa kita adalah awal kesembuhan.
Tidaklah selalu mudah untuk mengakui dosa, namun ketika kita melakukannya, kesembuhan akan terjadi yang membuat pengakuan dosa itu layak. Kesembuhan itu dimulai di dalam hati kita, ketika beban yang berat terangkat. Lalu kita bebas mendekati Alah dengan hati yang bersih, dan hubungan itu tumbuh semakin kuat. Sekalipun orang yang telah kita rugikan menolak untuk mengampuni kita, kita bebas dari rasa bersalah karena dosa yang belum diakui, yang membebani kita.
Tentunya, tanggung jawab kita tidaklah berakhir hanya dengan pengakuan. Langkah berikutnya adalah mengubah prilaku dosa kita. Kita harus belajar dari kesalahan kita dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak pernah melakukan dosa itu lagi. Jika seseorang masih mendendam terhadap kita, kita harus terus berusaha untuk memperbaiki hubungan yang retak itu. Namun semuanya itu dimulai dengan pengakuan dan doa.
Read More.....
Berkata Sejujurnya
Seberapa jauhkah Anda dapat diandalkan? Ketika Anda berjanji, apakah orang lain mempercayainya? Ketika Anda bersumpah, apakah teman-teman Anda menganggapnya serius, atau dengan tertawa meremahkan kata-kata Anda sebagai satu lagi janji kosong? Kata-kata Anda merupakan indikator utama dari karakter Anda. Jika orang tidak selalu menganggap kata-kata Anda serius, Anda mungkin memiliki karakter yang tak dapat dipercaya.
Di zaman Yakobus, sama seperti di zaman kita, orang ingin dihargai. Ketika orang-orang ini memberikan pandangannya, mereka suka buru-buru menambahkan, "sumpah demi sorga, memang demikian kok!" atau yang sejenisnya. Di zaman sekarang, bisa saja seseorang berkata, "Allah itu saksiku..." Mereka pikir bahwa jika mereka membawa-bawa sorga, atau Allah, sebagai saksi mereka, kata-kata mereka akan dapat lebih dipercaya.
Yakobus mengatakan bahwa kata-kata Anda seharusnya cukup. Jika Anda harus mendukung perkataan Anda dengan saksi, maka kata-kata Anda itu tidka terlalu berharga. Seberapa seriuskah orang menganggap Anda ketika Anda memberitahukan sesuatu?
Apakah hidup Anda mendukung apa yang Anda ucapkan? Apakah Alkitab mendukung Anda? Anda tidak perlu bersumpah apapun jika secara konsisten Anda selalu mengatakan yang sebenarnya.
Jika Anda selalu memegang kata-kata Anda, orang akan belajar mempercayai Anda. Sebaliknya, jika Anda membuat janji namun kemudian lupa menepatinya, Anda mungkin perlu membangun kembali reputasi Anda. Read More.....
Keterampilan
Dalam banyak hal, kita hidup di zaman prestasi yang biasa-biasa. Kita hanya melakukan apa yang harus kita lakukan untuk hidup.
Kita berusaha mendapatkan sebanyak mungkin dengan sedikit mungkin upaya.
Itulah sebabnya mengapa lotere dan undian itu sangat populer dan mengapa judi itu menjadi masalah sosial yang semakin berkembang. Di zaman ini, sikap yang menonjol
di masyarakat adalah, "Beri aku yang gratis, atau setidaknya tunjukkan jalan pintasnya!". Alkitab memperingatkan kita untuk tidak bersikap seperti itu.
Ketika Raja Saul mencari seseorang yang dapat memainkan alat musik, tidak semua orang memenuhi syarat. Ia mencari seseorang yang terampil, seseorang yang telah latihan dan menyempurnakan kemampuannya. Ia menemukan Daud. Daud terpilih karena dapat melakukan berbagai hal dengan baik. Belakangan, Salomo, putera Daud, menulis Amsal yang menegaskan hal ini: Pernakah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina (Amsal 22:29, NASB)
Ketika masih muda, Anda memiliki kesempatan-kesempatan luar biasa di depan Anda. Anda dapat memilih untuk menjadi terampil dalam banyak bidang kehidupan. Anda dapat bekerja keras untuk mengembangkan kemampuan atletik atau musik Anda. Anda dapat belajar giat dan membuat kontribusi yang berarti ke dunia kedokteran, hukum, atau perekayasaan. Anda dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan sehingga begitu banyak pintu yang akan terbuka bagi Anda di masa depan.
Ada muda-mudi yang menerima tantangan untuk mengerahkan segala kemampuannya dan membuat perbedaan di dunia. Yang lain memperhitungkan untung ruginya. Mereka lebih suka memilih jalan yang lebih mudah, yang lebih singkat. Mereka puas dengan prestasi yang biasa-biasa saja. Janganlah menjadi salah seorang yang mencari jalan mudah. Bekerja keraslah. Kerahkan segala kemampuan. Manfaatkanlah berbagai kesempatan yang diberikan Allah kepada Anda untuk mencapai yang terbaik. Anda akan menghormati Allah dengan upaya Anda, dan Ia akan memberkati Anda karenanya. Read More.....
Orang Yang Menarik
Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran,setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang,
setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
1 Samuel 22:2
Kamus menggambarkan orang yang menarik sebagai "menyenangkan, menarik, berkuasa menarik perhatian orang lain". Daya tarik adalah jauh lebih dalam dari penampilan lahiriah kita. Kita semua telah kenal dengan orang-orang yang memiliki kepribadian seperti ular. Mereka biasanya kasar, egois, dangkal, atau seluruhnya. Pada mulanya mungkin mereka menarik perhatian kita karena penampilan lahiriahnya, namun kita akan segera menyingkir karena kepribadiannya.
Daud adalah pemuda yang cakap, namun bukan itulah yang menarik perhatian orang kepadanya. Ia memiliki banyak teman sepergaulan yang dekat dan setia kepadanya karena kepribadiannya. Ia adalah seperti magnit bagi orang-orang yang terluka karena ia memahami situasi mereka. ia telah diperlakukan dengan tidak baik dan cukup menjadi korban salah paham sehingga ia dapat bersimpati kepada orang lain. Ia baik hati dan penuh pertimbangan terhadap orang lain,
jadi mereka suka berada di dekatnya. Ratusan orang mengikuti kepemimpinannya dengan rela karena mereka tahu ia peduli kepada mereka. Jelaslah bahwa Daud bisa saja seburuk rupa seperti sekaleng cacing, namun ia akan tetap menarik banyak orang.
Apakah Anda memiliki kepribadian seperti Daud? Apakah orang tahu bahwa jika mereka sedang terluka, Anda akan mendengarkan mereka dan bersimpati kepada mereka? Atau apakah Anda tanpa sadar memberikan kesan bahwa Anda hanya ada waktu bagi mereka yang dapat menolong Anda? Jika selama ini Anda lebih menjadi penerima dari pada pemberi, mintalah agar Allah melunakkan hati Anda dan menyadarkan Anda akan cara-cara menjadi teman bagi seseorang hari ini. Pasti Anda akan mendapatkan berkat dalam prosesnya!
Monday, June 8, 2009
INGATLAH LANGIT
Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Mazmur 8:4-6
Ketika Daud memandang ke langit malam yang penuh dengan bintang, ia mengagumi keindahan yang sama dengan yang kita nikmati sekarang, berabad-abad kemudian. Daud begitu tergerak oleh kehebatan ciptaan itu sehingga ia menulis pujian bagi Penciptanya. Namun Daud tidak tahu betapa luasnya langit itu! ia tidak mengetahui tentang galaksi-galaksi lain selain galaksinya sendiri, Ia tidak tahu akan lubang hitam atau tahun cahaya atau nova super. namun yang dilihat Daud itu cukup untuk meyakinkannya bahwa Allah itu sungguh menakjubkan!
Dengan merenungkan kebesaran Allah itu Daud sangat sadar akan kelemahannya sendiri. Dengan memandang bintang-bintang dilangit, Daud dapat memandang dirinya dengan perspektif yang benar. ia takjub, seperti seharusnya juga kita takjub, bahwa mahluk berkuasa seperti Allah itu mau mengindahkan mahluk biasa seperti Daud. Yang lebih luar biasa lagi adalah bahwa Allah memilih untuk "memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat".
Kita masih harus banyak belajar, namun kita tahu lebih banyak tentang kosmos ketimbang Daud. Kita memiliki alasan lebih banyak lagi untuk menjjadi terkesan! Kita memiliki alasan yang lebih banyak lagi untuk bertanya kepada Allah, pertanyaan yang merendah seperti yang diajukan Daud: "Apakah manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya?" Berjalan-jalanlah sore ini dan pelajarilah langit malam. Ingatlah, Allah yang sama, yang menemptakkan setiap bintang di tempatnya itu ingin menjalin hubungan penuh kasih yang dekat dengan Anda. Sungguh sulit kita pahami, bukan?
Attitute
Jerry was the kind of guy you love to hate. He was always in a good mood and always had something positive to say. When someone would ask him how he was doing, he would reply, "If I were any better, I would be twins!"
He was a unique manager because he had several waiters who had followed him around from restaurant to restaurant. The reason the waiters followed Jerry was because of his attitude. He was a natural motivator. If an employee was having a bad day, Jerry was there telling the employee how to look on the positive side of the situation.
Seeing this style really made me curious, so one day I went up to Jerry and asked him, "I don't get it! You can't be a positive person all of the time. How do you do it?"
Jerry replied, "Each morning I wake up and say to myself, 'Jerry, you have two choices today. You can choose to be in a good mood or you can choose to be in a bad mood.' I choose to be in a good mood. Each time something bad happens, I can choose to be a victim or I can choose to learn from it. I choose to learn from it. Every time someone comes to me complaining, I can choose to accept their complaining or I can point out the positive side of life. I choose the positive side of life."
"Yeah, right, it's not that easy," I protested.
"Yes, it is," Jerry said. "Life is all about choices. When you cut way all the junk, every situation is a choice. You choose how you react to situations. You choose how people will affect your mood. You choose to be in a good mood or bad mood. The bottom line: It's your choice how you live life."
I reflected on what Jerry said. Soon thereafter, I left the restaurant industry to start my own business. We lost touch, but I often thought about him when I made a choice about life instead of reacting to it.
Several years later, I heard that Jerry did something you are never supposed to do in a restaurant business: he left the back door open one morning and was held up at gunpoint by three armed robbers. While trying to open the safe, his hand, shaking from nervousness, slipped off the combination. The robbers panicked and shot him. Luckily, Jerry was found relatively quickly and rushed to the local trauma center.
After 18 hours of surgery and weeks of intensive care, Jerry was released from the hospital with fragments of the bullets still in his body.
I saw Jerry about six months after the accident. When I asked him how he was, he replied, "If I were any better, I'd be twins. Wanna see my scars?"
I declined to see his wounds, but did ask him what had gone through his mind as the robbery took place. "The first thing that went through my mind was that I should have locked the back door," Jerry replied. "Then, as I lay on the floor, I remembered that I had two choices: I could choose to live, or I could choose to die. I chose to live."
"Weren't you scared? Did you lose consciousness?" I asked.
Jerry continued, "The paramedics were great. They kept telling me I was going to be fine. But when they wheeled me into the emergency room and I saw the expressions on the faces of the doctors and nurses, I got really scared. In their eyes, I read, 'He's a dead man.'
"I knew I needed to take action."
"What did you do?" I asked.
"Well, there was a big, burly nurse shouting questions at me," said Jerry. "She asked if I was allergic to anything. 'Yes,' I replied. The doctors and nurses stopped working as they waited for my reply. I took a deep breathe and yelled, 'Bullets!' Over their laughter, I told them. 'I am choosing to live. Operate on me as if I am alive, not dead."
Jerry lived thanks to the skill of his doctors, but also because of his amazing attitude. I learned from him that every day we have the choice to live fully. Attitude, after all, is everything.
You have 2 choices now:
1. Crib about your daily life and what are you doing and be unhappy . . .
2. Enjoy every moment of your life & give in your Best .
Monday, May 18, 2009
Berbuat Baik
Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.
Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan.. Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.
Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.
Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson ."
Wah, sebenarn ya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu.. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.
Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.
Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.
Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya.
Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."
Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.
Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.
Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan .
Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $ 100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.
Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.'"
Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.
Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.
Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!"
Ada tertulis, "Berilah maka engkau diberi." Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah ini, jangan biarkan saja! Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada... Tuhan memberkati anda!
Read More.....
Mengeluh Atau Bersyukur
Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi. Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya, “Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini.”
Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu.
Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya,
ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si anjing.
Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya. Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat “Papan informasi jam perjalanan “.
Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat “Papan informasi jam perjalanan ” dan kemudian duduk disalah satu bangku yang disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke tempat duduknya. Bus lain datang. Sekali lagi bus lainnya datang. Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik. Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut.
Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si anjing Melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.
Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik da menunggu di pintu.
Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya. Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, “Apa yang kau lakukan ..? Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. ” Pria itu menjawab, “Kau katakan anjing ini pintar …? Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!”
Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda. Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain. Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita. Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh. Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.
Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita menghadapi pilihan yang sama. Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini, apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan, atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima. Semuanya terpulang pada diri Anda sendiri