Custom Search

My Multiply

Thursday, December 10, 2009

Memberi Tanpa Pamrih

Alkisah ada seorang anak berumur belasan tahun bernama Clark, yang pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika tiba di loket, Clark dan Ayahnya mengantri di belakang serombongan keluarga besar yang terdiri dari Bapak, Ibu dan 8 orang anaknya. Keluarga tadi terlihat bahagia malam itu dapat menonton sirkus. Dari pembicaraan yang terdengar oleh Clark dan Ayahnya, Clark tahu bahwa Bapak ke-8 anak tadi telah bekerja ekstra untuk dapat mengajak anak-anaknya menonton sirkus malam itu. Namun, ketika sampai di loket dan hendak membayar, wajah Bapak 8 anak tadi nampak pucat pasi. Ternyata uang 40 dollar yang telah dikumpulkannya dengan susah payah, tidak cukup untuk membayar tiket untuk 2 orang dewasa dan 8 anak yang total harganya 60 dollar. Pasangan suami istri itu pun saling berbisik, bagaimana harus mengatakan kepada anak-anak mereka bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena uangnya kurang. Sementara anak-anaknya tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar untuk segera masuk ke sirkus.

Tiba-tiba Ayah Clark menyapa Bapak 8 anak tadi dan berkata, “Maaf Pak, uang ini tadi jatuh dari saku Bapak”, sambil menjulurkan lembaran 20 dollar dan mengedipkan sebelah matanya. Bapak 8 anak tadi takjub dengan apa yg dilakukan Ayah Clark. Dengan mata berkaca-kaca, ia menerima uang tadi dan mengucapkan terima kasih kepada Ayah Clark, dan menyatakan betapa 20 dollar tadi sangat berarti bagi keluarganya. Tiket seharga 60 dollar pun terbayar dan dengan riang gembira keluarga besar itupun pun segera masuk ke dalam sirkus.

Setelah rombongan tadi masuk, Clark dan Ayahnya segera bergegas pulang. Ya, mereka batal nonton sirkus, karena uang Ayah Clark sudah diberikan kepada Bapak 8 anak tadi. Malam itu, Clark merasa sangat bahagia. Ia tidak dapat menyaksikan sirkus, tapi telah menyaksikan dua orang Ayah hebat.

Cerita di atas mengingatkan saya akan kekuatan memberi. The Power of Giving. Lebih tepatnya lagi “Giving and Receiving”. Karena memberi dan menerima, adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

Dari cerita diatas, ada dua kebahagiaan yang terjadi dalam aktifitas memberi. Yaitu kebahagiaan bagi yang menerima, dan sekaligus kebahagiaan yang diperoleh si pemberi. Bapak 8 anak yang “diselamatkan” oleh Ayahnya Clark, tentu pada saat itu akan merasa sangat bahagia. Tapi Ayah Clark sendiri juga merasakan kebahagiaan yang sangat luar-biasa.

Kekuatan memberi (dan menerima) ini demikian dahsyat karena merupakan esensi dari alam semesta itu sendiri. Tidak berlebihan apabila Deepak Chopra dalam 7 Spiritual Law of Success mencantumkan “Law of Giving” sebagai hukum kedua untuk sukses. Alam semesta berjalan menurut sirkulasi memberi dan menerima. Coba kita perhatikan. Dalam seluruh fenomena alam, berjalan hukum memberi dan menerima. Manusia menghirup oksigen, dan menghembuskan karbon-dioksida, sementara tanaman menggunakan karbon-dioksida dalam proses foto sintesa dan membebaskan oksigen. Proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu di alam semesta ini berjalan, mengalir.

Orang-orang zaman dahulu rupa sangat memahami hal memberi dan menerima. Sebagai contoh "uang" sebagai alat tukar, dalam bahasa Inggris disebut "currency". Akar kata "currency" dalam bahasa latin "currere" yang memiliki arti "mengalir".
Pertanyaan yang paling sering muncul adalah : Apakah yang harus saya berikan? Jawabannya sama dengan pertanyaan : Apa yang Anda ingin dapatkan? Jika Anda ingin mendapatkan kasih-sayang, berikan kasih sayang. Jika Anda ingin pengetahuan, sebarkanlah pengetahuan. Jika anda ingin mendapatkan uang, maka berikanlah uang. Sesuai dengan prinsip memberi dan menerima, apa yang mengalir keluar dari anda, adalah apa yang akan mengalir kembali kepada anda. Alam semesta mengikuti hukum memberi dan menerima. Didapatkan bahwa yang mengalir kembali kepada anda, selalu akan lebih besar dari yang mengalir keluar dari anda. Mengapa? Jawabnya adalah karena semesta alam jauh lebih besar dari anda!

Kegiatan memberi dapat menjadi kebiasaan yang dilatih dan akhirnya menjadi habit, sehingga memperkuat syarat giving anda. Bagaimana untuk melatih syarat giving untuk menjadi kuat? Ada beberapa tips, apabila diterapkan dan dilatih secara rutin dapat menjadi suatu kebiasaan ataupun habit giving atau memberi.

1. Buah Tangan Atau Oleh-Oleh
Kemanapun anda pergi untuk bertemu dengan seseorang, usahakan selalu membawakan suatu oleh-oleh ataupun buah tangan, apapun bentuknya. Dalam membawa oleh-oleh sebenarnya sudah diajarkan oleh para tua kita sejak zaman dahulu, namun sering kita lupakan. Coba perhatikan, apabla orang tua kita akan berkunjung ke rumah atau saudara, mereka selalu membawa oleh-oleh.
Teringat pengalaman, dimana bos saya seorang Australia, yang selalu tidak pernah lupa membawa oleh-oleh setiap kali dia pergi berlibur, atau pergi mengikuti seminar. Terkadang bentuk pemberian yang yang dibawa tidak seberapa, tetapi memiliki makna yang luar biasa bagi kami yang menerima. Tidak pernah lupa membawa buah tangan atau oleh-oleh bagi kami. Bosku yang luar biasa.
Kita juga bisa memulai kebiasaan membawa buah tangan atau oleh-oleh. Bisa dimulai dari hal kecil membawa sebungkus coklat, bunga, buah dll. Ya, kalau terpaksa datang bertemu dengan seseorang dengan tangan kosong, berdoalah sebelum anda meninggalkan orang yang anda temui!

2. Bersyukur
"Syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah", sepenggal syair lagu dari "d'masif". Lagu yang sangat inspirational bagi kehidupan, dimana menceritakan bahwa setiap pemberian yang kita terima setiap hari adalah anugrah yang patut untuk selalu disyukuri.
Ada yang bertanya apa yang aku akan syukuri hari ini, saya tidak menerima pemberian apa-apa koq.!
Sadarkah anda bahwa anda menerima sesuatu dari alam semesta secara cuma-cuma pemberian Pencipata. Saat pagi hari anda terbangun bernafas dalam menghirup udara segar di pagi yang cerah, saat sang surya dengan sinar matahari yang hangat memancar ke seluruh pelosok bumi, saat bunyi siulan burung yang terbang berkejaran dengan gembira, saat bunga mekar merekah dengan warna warni cerah. Saat anda dengan tetangga yang memberikan sapaan dengan ramah, saat anak anda bertumbuh sehat dengan ceria dan tanpa beban, atau saat anda bertemu seseorang yang tidak anda kenal tetapi dia menyapa anda dengan sopan. Saat anda bertemu dengan orang terkasih, sahabat-sahabat lama, rekan kerja, saudara bahkan sanak keluarga, kakak adik dan orang tua yang baik. Saat anda berada duduk dan berbincang dengan kekasih anda ataupun pasangan anda, saat anda berlibur dan mengadakan perjalanan bersama sanak keluarga terkasih anda. Ada segudang rasa syukur yang dapat kita tulis dan jabarkan serta bagikan kepada orang-orang terdekat anda. Bagikan rasa syukur anda kepada orang-orang yang anda temui "hidup adalah anugrah dan rasa syukur"!

3. Cinta Dan Kasih Sayang
Cinta dan kasih sayang adalah bentuk komitmen untuk selalu berbagi. Cinta dan kasih sayang kepada anak-anak, cinta dan kasih sayang kepada pasangan, cinta dan kasih sayang kepada orang tua, cinta dan kasih sayang kepada teman. Cinta dan kasih sayang adalah pemberian tanpa pamrih. Penulis terkenalStephen Covey menuliskan dalam bukunya yang sangat terkenal the 7 habits mengatakan bahwa Cinta adalah kata kerja, bukan kata benda. Artinya, adalah harus di praktek-kan. Cinta yang anda miliki dapat anda praktekkan kepada orang-orang terdekat di sekitar anda, seperti mengusap-usap kepala anak anda, memberikan pelukan dan ciuman kepada anak dan pasangan, atau mengucapkan "I Love You" "Aku Mencintai dan Mengasihimu", kepada pasangan anda, anak-anak anda, kakak adik anda, orang tua anda, atau orang-orang yang berada di lingkunan anda. Berapa kalikah dalam sehari anda mengucapkan bahwa anda menyangi pasangan anda atau suami/istri anda, anak-anak anda dan orang-orang terdekat anda?

4. Senyum & Tawa.
David Song, MD, FACS ketika kita tersenyum akan lebih banyak otot yang bergerak di banding saat kita merengut atau cemberut. Bahkan beliau menghitung jumlah otot wajah yang bergerak saat tersenyum. Saat seseorang tersenyum, otot mata mengerut, dua otot sudut bibir tertarik, otot disekitar hidung juga, dua otot disudut mulut bergerak naik, dan dua otot lagi membuat bibir melebar. Kalau di hitung ada 12 otot yang bergerak saat tersenyum.Sedangkan saat cemberut hanya 11 otot yang bergerak. Sementara senyuman hanya menggerakan 2 otot yaitu di sudut bibir. Tertawa terkadang dianggap sebagai hal sepele. Tertawa adalah bentuk ekspresi kebahagiaan. Bantu orang-orang di sekitar anda untuk mengekspresikan rasa bahagia melalui tertawa. Berapa kalikah dalam sehari anda tertawa? Tahukan anda bahwa seorang anak rata-rata tertawa 150 kali dalam sehari, dan orang dewasa hanya 15 kali dalam sehari. Bergembiralah, bagikan tawa di rumah anda, dan jadikan tawa bersama menjadi salah satu kebiasaan dalam keluarga anda. Karena jika tidak pasangan dan anak anda akan lebih menyukai Mas Tukul daripada anda. Haaa, kacian deh!

5. Bagikan Pengetahuan
Setiaporang memiliki pengetahuan berbeda sesuai dengan latar belakang, pendidikan dan jenis pekerjaan. Seseorang pasti memiliki pengetahuan yang lebih baik dari seseorang. Seperti cara membuat blog, menjadi seorang inspiratif, bangga akan profesinya, membagikan pengalaman, pengetahuan lainnya seperti tehnik khusus mengurus ikan Arwana atau cara cepat mengurus tanaman Aglonema bagi para pekerja? Bagikan, pengetahuan anda. Tuliskan dan jangan menyimpan atau sembunyikan pengetahuan anda agar tidak ditiru orang. Pengetahuan yang anda miliki adalah pemberian atau "gift" dari Atas atau Sang Pencipta, adalah baik membagikan pengetahuan anda kepada siapa saja, karena bagi anda mungkin biasa-biasa saja tetapi bagi orang lain bisa saja luar biasa.
Mari kita belajar memberi dengan melatih saraf giving kita agar menjadi habit. Selamat mencoba!

No comments: